Rabu, 02 November 2011

Analisa Brand Equity

Sebelum kita menganalisa brand equity dari sebuah brand alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dulu apa itu brand equity dan point-point yang dapat kita analisa.


Beberapa pengertian brand equity menurut para ahli :
1. Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan 
2. East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue”.
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service”.
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

Point-point yang akan kita analisa adalah sebagai berikut :
a. Brand awareness, adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.

b. Perceived quality, dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
c. Brand association, adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
d. Brand loyalty, merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek.



Kali ini kita akan menganalisa sebuah brand yaitu brand sebuah produk skin care plester luka instant yang dulunya mempunyai nama Handyplast dan sekarang berubah nama menjadi    "HANSAPLAST"

Kita mulai menganalisis dari Brand Awareness
Hansaplast bisa dikatakan sebagai produk yang popular di kalangan masyarakat. Brand awareness terhadap brand hansaplast ini sangatlah bagus, misalkan saja jika kita mengalami sebuah accident kecil, tangan atau kaki kita terluka, secara otomatis kita akan minta diambilkan atau dibelikan hansaplast padahal belum tentu yang diberikan atau yang dibelikan adalah merek hansaplast tapi kita sudah terbiasa menyebutkan semua merek plester luka instant dengan sebutan hansaplast, padahal hansaplast itu sendiri adalah salah satu merek plester luka instant, bukan istilah dari plester tersebut.

Dilihat dari sisi Perceived Quality, hansaplast mempunyai citra yang bagus dibenak konsumennya, mempunyai kualitas yang bagus dibanding merek lain, plesternya lebih tebal dan lemya lebih rekat. Sehingga ketika seorang pembeli hansaplast tetapi yang diberikan merek lain bukan hansaplast seperti yang diinginkan dia akan menolak, karena merasa merek hansaplastlah yang mempunyai kualitas bagus dan aman untuk digunakan.


Brand Association dari brand ini adalah hansaplast mempunyai icon yang tertera pada bungkusnya,yaitu karakter kartun dengan jempol yang dibalut dengan plester hansaplast tersebut. 






Ditinjau dari sisi Brand Loyalty, hansaplast ini bisa dibilang mempunyai para konsumen yang mempunyai loyatitas terhadap brand yang tinggi, karena memang merasakan kepuasan setelah menggunakan hansaplast ini. Sehingga para konsumennya akan setia terhadap brand ini tidak mau mencoba brand yang lain walaupun banyak brand serupa yang malah mempunyai harga jauh lebih murah dibanding hansaplast ini.

Sekian, kurang lebihnya mohon maaf :)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar